Nganjuk, — Rumor mengenai penggunaan kereta kuda dari luar daerah dalam acara Boyong Notoprojo yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Nganjuk akhirnya mendapat klarifikasi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Nganjuk. (12/6/2025)
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Nganjuk, Amin Fuadi, membenarkan bahwa pihaknya menyewa sebagian kereta kuda dari luar daerah, yakni dari Kabupaten Ponorogo. Hal ini dilakukan karena pertimbangan efisiensi biaya dan kesiapan kendaraan. (13/6/2025)
> “Memang benar kereta kuda kami sewa dari Ponorogo karena biayanya lebih murah dan langsung siap pakai,” ujar Amin, Jumat (13/6).
Ia menegaskan bahwa tidak semua kereta kuda yang digunakan berasal dari luar Nganjuk. Kereta kuda dari luar hanya dipakai untuk kebutuhan rombongan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), sedangkan kendaraan untuk organisasi perangkat daerah (OPD) tetap menggunakan kereta kuda lokal dari Nganjuk.
Kegiatan Boyong Notoprojo sendiri merupakan tradisi tahunan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Nganjuk, yang menandai perpindahan pusat pemerintahan dari Brebek ke Nganjuk. Untuk tahun 2025, pembiayaan kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Pariwisata.
Lebih lanjut, Amin Fuadi menyampaikan harapannya agar paguyuban kereta kuda lokal di Nganjuk dapat meningkatkan daya saing harga dan layanan, mengingat acara serupa rutin digelar setiap tahun.
> “Kami berharap agar para pelaku usaha kereta kuda di Nganjuk bisa lebih kompetitif dan memahami mekanisme pengadaan. Kami tetap mendukung potensi lokal, namun tentu harus sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia,” pungkasnya.
Red