 |
| Kondisi Bangunan Di Lapangan |
Nganjuk – Warga di Kecamatan Gondang dibuat heran dan resah. Pasalnya, sebuah proyek pembangunan fisik pelebaran jalan yang berada di sepanjang Desa Ngrami, Desa Sumberejo, hingga Campur, berjalan tanpa papan informasi yang semestinya wajib dipasang. Proyek tersebut diketahui sudah berlangsung selama tiga pekan, namun hingga kini tak jelas siapa pelaksananya, berapa anggarannya, dan dari instansi mana kegiatan ini berasal.
Saat pantauan dilakukan langsung oleh kontributor di lapangan pada Selasa, 9 Juli 2025, tidak ditemukan satu pun papan informasi proyek sebagaimana diamanatkan dalam aturan keterbukaan publik.
“Kalau tidak ada papan nama, bagaimana masyarakat bisa tahu proyek ini resmi atau tidak?” ucap salah satu warga yang melintas.
Lebih aneh lagi, pekerjaan justru difokuskan pada bagian pinggir jalan, sementara jalan utama di tengah yang rusak parah, bergelombang, dan membahayakan pengguna malah dibiarkan begitu saja. Banyak pengendara harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh akibat permukaan jalan yang tidak rata.
Saat dikonfirmasi, salah satu perwakilan dari Dinas terkait hanya menjawab singkat, "Kan ada konsultan pengawasnya."
Namun jawaban itu justru menambah pertanyaan publik: Jika diawasi, mengapa papan informasi tidak dipasang? Dan mengapa pekerja di lapangan tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD)?
Terpantau beberapa pekerja mengenakan kaus bertuliskan CV Bangun Sejahtera, tetapi tanpa helm, rompi keselamatan, maupun sepatu kerja standar.
Warga menilai hal ini sebagai bentuk kelalaian dan ketidakpatuhan terhadap aturan proyek infrastruktur publik. Proyek jalan harusnya dikerjakan secara transparan dan profesional, karena bersumber dari uang rakyat.
“Ini bukan proyek pribadi, ini uang negara. Wajib transparan!” tegas seorang tokoh pemuda di lokasi.
Masyarakat kini mendesak Dinas terkait dan aparat pengawas untuk segera turun tangan dan memberikan penjelasan kepada publik. Mereka berharap proyek tak bertuan seperti ini tidak lagi terjadi, karena hanya menimbulkan ketidakpercayaan dan potensi penyimpangan anggaran.
