Nganjuk – Suasana berbeda terasa di Jembatan Lama Kertosono (JLK) pada peringatan HUT RI ke-80, Minggu (17/8/2025). Puluhan masyarakat yang tergabung dalam komunitas, LSM, dan elemen masyarakat lainnya berkumpul untuk menggelar upacara bendera penuh khidmat.
Sekitar 50 peserta hadir dengan semangat kebersamaan, meski upacara tidak dilakukan di lapangan atau alun-alun, melainkan di atas jembatan bersejarah yang penuh makna bagi warga Kertosono.
Sukadi, perwakilan komunitas Kotasejuk, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar peringatan kemerdekaan, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap Jembatan Lama Kertosono yang saat ini terancam pembongkaran.
“Melalui upacara ini, kami ingin mengingatkan pemerintah bahwa JLK adalah bagian dari sejarah. Kalau dibongkar, maka hilanglah nilai sejarah itu. Namun, kami mendukung penuh jika jembatan ini direstorasi, dibangun kembali menyerupai aslinya agar tetap lestari,” jelas Sukadi.
Ia menambahkan, JLK merupakan ODCG (Obyek Diduga Cagar Budaya) yang seharusnya dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
“Selamatkan JLK agar anak cucu kita tahu betapa pentingnya sejarah,” tegasnya.
Upacara di atas JLK ini tak hanya menjadi simbol semangat kemerdekaan, tetapi juga seruan bersama agar warisan sejarah Kertosono tetap terjaga.