Nganjuk, — Suasana khidmat dan penuh kebersamaan terasa di Desa Kedung Dandang, Kecamatan Nganjuk, saat warga menggelar tradisi Nyadran dalam rangka menyambut bulan Suro atau penutupan bulan Muharram 1447 H. Kegiatan budaya ini berlangsung di area pemakaman umum desa dan diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. (20/7/2025)
Nyadran merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan ungkapan rasa syukur atas berkah serta keselamatan yang telah diberikan. Sejak pagi, warga dengan antusias membersihkan makam keluarga secara gotong royong. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan tahlilan dan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat.
Tak hanya itu, suasana semakin hangat dengan digelarnya makan bersama berupa nasi tumpeng dan aneka jajanan tradisional khas desa. Makanan yang disajikan tak lepas dari hasil bumi andalan Kabupaten Nganjuk seperti padi, jagung, kedelai, ketela, sayur-sayuran, bawang putih, dan bawang merah. Semua ini menjadi simbol syukur atas limpahan rezeki dari alam.
Acara ini juga dimanfaatkan sebagai momen silaturahmi dan mempererat hubungan sosial antarwarga. Semangat kebersamaan dan gotong royong begitu terasa dalam setiap rangkaian kegiatan.
Dalam sambutannya, salah satu tokoh masyarakat Desa Kedung Dandang menyampaikan pentingnya melestarikan tradisi seperti Nyadran agar nilai-nilai luhur budaya tetap hidup di tengah masyarakat.
"Nyadran bukan sekadar ritual, tapi juga warisan budaya yang mengajarkan kita tentang pentingnya gotong royong, penghormatan kepada leluhur, serta kebersamaan dalam hidup bermasyarakat," ujarnya.
Tradisi Nyadran di Desa Kedung Dandang menjadi bukti bahwa budaya lokal masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Nganjuk. Semoga semangat pelestarian ini terus terjaga untuk generasi mendatang.